Wednesday, June 29, 2011

Tancho

Tancho adalah kelompok koi yang memiliki pola bulatan merah di kepala. Namun bila pola merahnya sudah melewati mata dan mulut, maka koi tersebut tidak bisa disebut Tancho lagi. Di belakang kepala Tancho bisa saja terdapat pola lainnya. Bulatan merah pada Tancho adalah corak yang muncul secara kebetulan dan tidak dapat diperoleh melalui keturunan ataupun persilangan. Jenis-jenis Tancho antara lain Tancho Sanke, Thanco Kohaku, Tancho Goshiki, Thanco Goshiki Sanke, Tancho Kujaku dan Tancho Showa.

Tancho Kohaku
Tancho Showa
Tancho Kujaku
Tancho Sanke

Sumber: Info-Koi
Reade more >>

Tuesday, June 28, 2011

Kohaku

Kohaku adalah jenis atau varietas koi yang paling populer diantara varietas koi lainnya, bahkan disenut pula sebagai “ratunya koi”. Hampir dipastikan setiap hobiis koi mempunyai koi jenis Kohaku ini, umumnya para hobiis koi pada awalnya memilih Kohaku sebagai Koi pertamanya, lalu memilih jenis lainnya dan akhirnya kembali lagi kejenis kohaku.

Asal-usul Kohaku

Kata kohaku berasal dari dua huruf kanji yaitu aka (ko) yang berarti merah dan shiro (haku) yang berarti putih. Jadi semua koi yang berdasar putih dengan pola merah pada tubuhnya disebut Kohaku. Pola umum dari Kohaku menyerupai batu pijakan kaki dan beberapa ada yang berpola lainnya.

Untuk mendapatkan pla kohaku seperti sekarang ini diperlukan evolusi bertahun-tahun. Dimulai pada tahun 1800 dari “Hoo-kazuki” lahir seekor koi berwarna putih. Koi putih ini kemudian dikawinkan dengan higoi seekor koi berwarna merah. Perkawinan ini  menghasilkan Haraka yaitu koi putih dengan bercak-bercak merah. Haraka sendiri berarti koi berperut merah. Ada juga teori lain yang mengatakan bahwa nenek moyang Kohaku adalah Asagi Magoi dengan pola merah di perut dan di samping kiri-kanan yang dalam proses evolusi selanjutnya hanya dipilih warna merah yang berada di punggung dan warna biru atau hitam yang tipis. Dan pada akhirnya menghasilkan koi dengan pola merah-putih seperti koi Kohaku sekarang ini.



Pada tahun 1830 lahir Koi Gosuke Sarasa yang dipijahkan oleh Kunizo Hiroi, ini adalah koi pertama yang dimana dasar sisiknya putih dengan pola putih di punggungnya. Koi ini dipercaya sebagai nenek moyang langsung dari koi Kohaku modern saat ini. Sarasa berarti pola mirip burung dan bunga yang berada pada kain pakaian orang Jepang. Baru pada tahun 1890 koi jenis Kohaku yang sempurna seperti sekarang ini dapat dipijahkan secara konsisten dan stabil atau bisa disebut berkesinambungan.


Sejak saat itu pemijahan modern yang sangat selektif telah menghasilkan beberapa varian yang terkenal seperti Tomoin (1930) dan Yagozen (1940), dan kemudan diikuti oleh varian Buheite, Sankuro, Manzo dan Sensuke. Nama-nama varian itu dahulu sangat terkenal walaupun beberapa diantaranya sudah tidak ada lagi, misalnya varian Tomoin yang sudah punah.

Reference from : Omtimo.Org
Reade more >>

Friday, June 24, 2011

Sejarah Koi

Menurut sejarahnya, orang Cina-lah yang per-tama kali menernakkan ikan karper, yaitu sekitar tahun 1300-an. Jika kemudian diberitakan koi mulai ngetop dan diklaim sebagai "produk" Jepang tentu ada alasannya.

Pusat pembenihan koi di Jepang terdapat di daerah pegunungan Ojiya, Niigata. Daerah ini ter-kenal sebagai penghasil karper, karena penduduk di Ojiya banyak membudidayakan karper untuk lauk mereka sewaktu musim panas. Pada waktu mu-sim dingin, mereka tidak mungkin lakukan karena daerah tersebut tertutup salju. Sebelum cuaca men-jadi dingin, karper tersebut akan menempati kolam-kolam di dalam rumah, dan begitu melewati musim dingin karper tersebut menjadi lauk bagi penduduk Ojiya.

Melalui suatu pembudidayaan Selama bertahun-tahun, akhirnya diperoleh strain yang berwarna merah atau biru cerah. Itulah yang menjadi titik awal yang menyemangati mereka untuk kemudian mencoba-coba menghasilkan strain-strain yang lebih indah. Akhirnya pada tahun 1870 didapatkan-lah Kohaku (merah dan putih), menyusul pada tahun 1910 Shiroutsiiri (putih dan hitam) dan Kinutsuri (kuning dan hitam), garis keturunan mulai tampak dan merupakan suatu yang tidak bisa di-pungkiri.

Tahun 1930, mulailah ditemukan karper warna dengan garis yang lain. Jika pada awal mulanya hanya satu warna, kemudian menyusul penemuan koi dua dan tiga warna. Adapun koi-koi cantik yang mulai dikenal adalah Showa Sanke (merah, putih dan hitam). Selain itu muncul juga koi dengan corak lain seperti Kinrin (sisik emas), Ginrin (sisik perak), dan Ogon (emas).

Pada tahun 1904, Jerman mengirimkan koi dengan sisik yang tidak lengkap dan bahkan yang tidak bersisik sama sekali, sebagai hadiah kepada

Jepang. Mereka lantas menernakkan koi Jerman ini dengan tipe sisik standar untuk koi, dan hasilnya melengkapi keanekaragaman dasar variasi pada sisik koi. Jika koi warna-warni Jepang dikenal sebagai Nishikigoi, maka koi Jerman ini populer dengan sebutan Doitsugoi (koi jerman). Dalam bahasa Jepang, Nishiki mengandung makna kain yang berane-ka warna, sedangkan goi artinya tidak lain adalah karper. Akan halnya Nishikigoi yang akhirnya populer dengan nama koi.


Tanda Cinta sang Kaisar

Majalah Tropical Fish Hobbiest edisi September 1988, memuat tentang asal-usul kata Nishikigoi. Menurut Sejarah Cina, ketika anak laki-laki tertua dari Kong-zi lahir pada 533 SM, penguasa kerajaan Lu memberinya ikan sebagai hadiah ulang tahun. Ikan itu konon yang kita sebut koi sekarang ini. Kata koi, menurut cara penulisan Jepang, memang bisa menimbulkan dua makna yang berbeda. Makna pertama adalah ikan, sedang makna kedua adalah menjadi murni atau sempurna. Dari kedua makna ini, koi bisa diartikan sebagai ikan yang mempunyai garis rapi dan teratur pada sisik di badannya. Dengan lain perkataan, koi merupakan ikan yang benar-benar sangat menguntungkan dan sangat ideal untuk seni.

Cina ternyata mempunyai buku, yang diper-caya sebagai buku pertama dan tertua yang mengu-pas tentang koi, yang bernama Yogyokyo. Tata cara pembudidayaan koi, dan semua jenis koi dikupas dalam buku tersebut. Dalam buku tersebut diurai-kan juga tentang koi yang berwarna-warni seperti merah, biru, hitam, putih, dan kuning.

Dengan kata lain terdapat rahasia yang masih tersimpan dalam buku koi yang ditulis orang Jepang, seperti Hitachi-fudoki atau Nishonshoki.

Dalam bahasa Jepang antara carp dan love (cinta) mempunyai cara pengucapan yang sama -koi! Dalam buku Nishonshoki terdapat cerita yang menarik ten-tang kata koi ini. Ketika kaisar Kejkou pergi ke Pro-pinsi Mino pada Februari 94, ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anak perempuan Pange-ran Yasakairihiko Otohime. Ketika mendengar ke-inginan kaisar Kejkou, sang putri menolak dan lari masuk ke dalam hutan. Namun kaisar Kejkou tidak kekurangan akal, untuk menarik perhatian pujaan hatinya, ia mengambil ikan yang baru didatangkan dari Cina yang ada di kolam penginapannya dan mengadakan jamuan makan ikan. Anehnya sang putri yang semula menolak akhirnya keluar hutan dan menemui dia. Mereka saling jatuh cinta yang dalam bahasa Jepang disebut koi. Dari cerita ini orang lantas menyebut koi untuk ikan yang dipakai sang kaisar guna memikat pujaan hatinya.

Bagaimana dengan nama Nishikigoi, adakah cerita yang menarik sebelum nama itu melekat dan dikenal untuk menyebut karper warna-warni ini? Dulu orang menyebut koi dengan nama yang ber-beda-beda, misalnya saja mayogoi (karper yang berpola bagus), hanagoi (karper kembang), echigo no kawarigoi (karper unik dari Echigo), irogoi (karper warna), dan madarigoi (karper totol). Adalah Kei-Abe, teknisi di Pusat Penelitian Perikanan Niiga-ta yang meneliti dan mengembangkan koi, memberi-nya nama ketika pertama kali taisho sanshoku di-produksi di Takezawa-mura pada tahun 1918. Pada waktu itu nama ini tidak populer di kalangan masya-rakat.

Ada dua versi yang dipercaya sebagai asal-muasal kata Nishikigoi dikenal luas. Pertama, kata ini mulai dikenal ketika seorang kapten singgah di pusat pembenihan koi setelah usai perang dunia kedua. Saking laparnya ia minta irogoi (karper warna) untuk mengisi perutnya, yang kemudian di-bingungkan dengan kata irokoi yang dalam bahasa Jepang mengandung makna nafsu seksual. Dari sini kemungkinan kata Nishikigoi mulai dikenal luas. Cerita kedua adalah ketika Francis Burgoa, kepala markas besar tentara Sekutu mengadakan peninjau-an di pusat pembenihan koi di Yamakoshi setelah perang dunia kedua. Sejak saat itu kemungkinan kata Nishikigoi mulai populer. Dan tentunya kata Nishikigoi hanya untuk menyebut ikan yang ber-warna-warni dan bukannya yang satu warna.

Reade more >>